Tulisan mbak Dina ini sudah dimuat di
http://bundakirana.multiply.com/journal/item/237/Mengapa_Kita_Harus_Dukung_Palestina
Seorang teman pernah dengan sinis mengomentari orang-orang yang bela-belain demo demi menyuarakan pembelaan pada Palestina. Katanya, “Daripada ngurusin negara orang mendingan ngurusin problema yang ada di sini!” Bahkan ada ormas Islam tertentu yang melarang anggotanya untuk ikut-ikutan demo mendukung Palestina. Ada pula yang menyebut demo mendukung Palestina adalah ‘cara murahan’. Katanya, “Kalau mau dukung, pakai cara yang konkrit dong!” Ada juga yang mengatakan bahwa aksi boikot produk Zionis (produk2 yg pabriknya dimiliki orang2 Zionis dan keuntungan yang diraihnya disalurkan untuk menjaga kelangsungan hidup Israel—FYI, tanpa bantuan dana dari luar, Israel sudah kolaps dari jaman dulu) tak ada gunanya. Katanya, “Kasihan kan, para karyawan pabrik-pabrik itu di Indonesia” (misalnya, pabrik X yang milik Zionis, buka franchise di Indonesia, nah, yang kerja di Indonesia kan orang Indonesia juga... kasihan mereka kan?). Yang bikin saya geram, saat Marty Natalegawa (Dubes Indonesia utk PBB) diwawancarai di TV 1. Jawabannya benar-benar klemar-klemer, bahkan tak berani menyebut kata “Amerika”. Ketika dikejar dua kali oleh Tina Talisa, “Maksud Bapak, siapa yang menghalangi proses pemberian sanksi kepada Israel? Amerika?” ..dia tetap tak berani menjawab, kecuali, “Ya, sepertinya demikian.” Duh Pak, ibu mertua saya yang udah tua banget aja tau, siapa di balik punggung Israel (saya nonton acara TV 1 bareng ibu mertua). Gak perlu ditutupi-tutupi dengan kalimat2 birokratis gitu deh!
Terus-terang saja, saya dulu (duluuuuw...) pernah bertanya-tanya dalam hati, buat apa sih, repot-repot mikirin Palestina? Negeri kita gak kurang punya masalah kok?
Namun, sejalan dengan waktu, saya menemukan jawabannya. Jawaban utuh tentu saja saya tulis di buku saya, Ahmadinejad on Palestine (maaf, ini bukan promosi loh ya...). Tapi, secara singkat bisa saya tulis di sini:
1. Kekejaman Rezim Zionis telah mencorengkan arang di wajah orang-orang beriman, apapun agamanya. Rezim ini melakukan pembunuhan kontinyu, perusakan rumah-rumah dan ladang pertanian, merusak tampat-tempat suci, masjid, dan gereja, menyerang kawasan-kawasan permukiman dan non-permukiman secara kontinyu, serta melakukan teror-teror yang sudah direncanakan dan diumumkan terlebih dahulu. Perilaku rezim ini tidak hanya menginjak-injak kehormatan bangsa Palestina tetapi juga kehormatan semua kaum muslimin dan kaum pencinta kebebasan di dunia. Manusia yang beriman dan berhati nurani, apapun agamanya, sudah sepantasnya merasa terhina bila melihat saudaranya-sesama umat manusia-diinjak-injak dan diperlakukan dengan sedemikian hina.
2. (Bagi umat Islam): Rezim Zionis telah menimbulkan perpecahan dan atmosfer perang di dunia Islam. Dengan menginfiltrasi dan menebarkan prasangka buruk, rezim ini telah menjauhkan hubungan antarnegara di kawasan. Mereka menjalin hubungan-hubungan politik di balik layar, memaksakan perjanjian berat militer dan ekonomi, serta melakukan politik kotor hegemoni terhadap negara-negara Islam dan negara-negara di kawasan. Rezim Zionis merupakan pusat kesepakatan negara-negara opresor dan musuh umat Islam. Musuh-musuh Islam dengan memperkuat dan mendukung Zionis secara praktis telah melancarkan tekanan kepada umat Islam dan bangsa-bangsa di kawasan ini. Meski di antara para opresor itu terdapat perbedaan mendalam, tapi mereka bersatu di titik ini. Sesungguhnya, rezim ini menjadi wakil kekuatan-kekuatan opresor dan imperialis dalam melakukan teror, ancaman, dan menciptakan perpecahan dalam hubungan politik, ekonomi, dan budaya di antara negara-negara kawasan (Timur Tengah dan dunia Islam umumnya) dengan negara-negara lain di dunia.
3. Rezim Zionis masih berdiri hingga hari ini dengan ditopang oleh suplai dana yang sangat-sangat besar dari negara-negara pendukungnya, terutama AS. Setiap penduduk AS dan Eropa dikenai pajak untuk hampir semua komoditi yang digunakannya, bahkan untuk setiap roti yang mereka makan. Negara2 Eropa dan AS menggunakan uang pajak yg dikumpulkan dari hasil keringat warganya untuk mengirim bantuan rutin ke Israel. Perusahaan-perusahaan Zionis dibebaskan dari pajak dengan alasan, dananya akan digunakan untuk membantu Israel. Negara-negara berkembang dan miskin pun tak luput jadi korban. Sudah banyak diketahui umum bahwa perusahaan-perusahaan terkemuka di AS—negara pendukung utama Rezim Zionis—dimiliki oleh para pengusaha Zionis. Mereka melebarkan bisnis ke berbagai penjuru dunia dan dengan cara-cara yang curang, mengeruk uang dari negara-negara berkembang. John Perkins, penulis buku Confessions of an Economic Hit Man menceritakan modus operandi lembaga-lembaga keuangan AS dalam mengeruk uang:
Salah satu kondisi pinjaman itu –katakanlah US $ 1milyar untuk negara seperti Indonesia atau Ekuador—negara ini kemudian harus memberikan 90% dari uang pinjaman itu kepada satu atau beberapa perusahaan AS untuk membangun infrastruktur—misalnya Halliburton atau Bechtel. Ini adalah perusahaan yang besar. Perusahaan-perusahaan ini kemudian akan membangun sistem listrik atau pelabuhan atau jalan tol, dan pada dasarnya proyek seperti ini hanya melayani sejumlah kecil keluarga-keluarga terkaya di negara-negara itu. Rakyat miskin di negara-negara itu akan terbentur pada hutang yang luar biasa besar, yang tidak mungkin mereka bayar. (Wawancara Amy Goodman dengan John Perkins, http://www.democracynow.org/2004/11/9)
Keuntungan besar yang mereka peroleh itu, ujung-ujungnya, digunakan untuk menopang kelangsungan hidup Rezim Zionis. Sejak tahun 1973, AS telah mengirimkan bantuan keuangan untuk Israel senilai lebih dari 1,6 trilyun dollar!
Lalu, kini, masihkah kita mempertanyakan apa perlunya kita mendukung Palestina?
Dan saya pikir, selain doa dan dana, yang bisa dan perlu kita lakukan adalah: boikot produk yang berafiliasi dengan Rezim Zionis!
Seputar daftar produk yang perlu diboikot, bisa baca tulisan2 ini:
1. mari-boikot-produk-zionis-dan-para_14.html
2.GERAKAN_BOIKOT_PRODUK_ZIONIS_ISRAEL_INTERNASIONAL_
Sungguh hendaknya kita tidak khawatir terhadap mereka(saudara-saudara kaum Palestina yang terkubur di bawah tanah Palestina oleh musuh mereka) dan tidak khawatir terhadap tempat isra Rasulullah saw.
Namun hendaknya kita khawatir terhadap diri kita sendiri jika membiarkan mereka sehingga kita akan ditimpa apa yang diperingatkan oleh Rasulullah saw.
“Tidaklah seseorang yang membiarkan seorang Muslim di tempat dimana kehormatannya dilanggar dan dilecehkan, kecuali Allah akan membiarkannya di tempat yang ia menginginkan pertolongan-Nya di sana. Tidaklah seseorang menolong seorang Muslim di tempat yang kehormatannya dilanggar kecuali Allah akan menolongnya di tempat yang menginginkan ditolong oleh-Nya,” (Abu Daud dan Imam Ahmad). (bn-bsyr)
Dukung Palestina dan Al AQHSA
www.kispa.org
Salurkan INFAQ anda ke Bank Muamalat Indonesia cabang Slipi
No: 311.01856.22
Atas nama : Nurdin QQ KISPA