Kenakalan Remaja dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya
Kenakalan remaja biasa disebut dengan istilah Juvenile berasal dari bahasa Latin juvenilis, yang ertinya anak-anak, anak muda, ciri karakteristik pada masa muda, sifat-sifat khas pada masa remaja, sedangkan delinquent berasal dari bahasa latin “delinquere” yang bererti terabaikan, mengabaikan, yang kemudian diperluas artinya menjadi jahat, nakal, anti sosial, kriminal, kutu dan sebagainya.
Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi kecenderungan kenakalan remaja adalah seperti yang dijelaskan di bawah ini.
Identiti
Zaman remaja, ada masanya pada tahap di mana remaja mengalami masalah identiti. Perubahan biologi dan sosial memungkinkan terjadinya dua bentuk integrasi pada keperibadian remaja: satu, terbentuknya perasaan akan konsistensi dalam kehidupannya dan dua, tercapainya identiti peranan, kurang lebih dengan cara menggabungkan motivasi, nilai-nilai, kemampuan dan gaya yang dimiliki remaja dengan peranan yang dituntut dari remaja.
Dalam pencarian identiti, remaja ada kalanya membuat pilihan yang salah.
Kawalan diri
Kenakalan remaja juga dapat digambarkan sebagai kegagalan untuk mengembangkan kawalan diri yang cukup dalam hal tingkah laku mereka. Beberapa remaja gagal dalam mengembangkan kawalan diri yang esensial yang sudah dimiliki orang lain selama proses pertumbuhan. Kebanyakan remaja telah mempelajari perbezaan antara tingkah laku yang dapat diterima dan tingkah laku yang tidak dapat diterima, namun remaja yang melakukan kenakalan tidak mengenali hal ini. Mereka mungkin gagal membezakan tingkah laku yang dapat diterima dan yang tidak dapat diterima, atau mungkin mereka sebenarnya sudah mengetahui perbezaan antara keduanya namun gagal mengembangkan kawalan diri yang memadai dalam menggunakan perbezaan itu untuk membimbing tingkah laku mereka.
Jantina
Remaja laki- laki lebih banyak melakukan tingkah laku anti sosial daripada perempuan. Pada umumnya jumlah remaja laki- laki yang melakukan kejahatan dalam kelompok gang diperkirakan 50 kali lipat ganda daripada remaja perempuan.
Harapan terhadap pendidikan dan nilai-nilai di sekolah
Remaja yang menjadi pelaku kenakalan seringkali memiliki harapan yang rendah terhadap pendidikan di sekolah. Mereka merasa bahawa sekolah tidak begitu bermanfaat untuk kehidupannya sehingga biasanya nilai-nilai mereka terhadap sekolah cenderung rendah. Mereka tidak mempunyai motivasi untuk sekolah. Mereka selalunya akan ponteng sekolah.
Proses keluarga
Faktor keluarga sangat berpengaruh terhadap timbulnya kenakalan remaja. Kurangnya dukungan keluarga seperti kurangnya perhatian orangtua terhadap aktiviti anak, kurangnya penerapan disiplin yang efektif, kurangnya kasih sayang orangtua dapat menjadi pemacu timbulnya kenakalan remaja. Pengawasan orangtua yang tidak memadai terhadap remaja dan penerapan disiplin yang tidak efektif dan tidak sesuai merupakan faktor keluarga yang penting dalam menentukan munculnya kenakalan remaja. Perselisihan dalam keluarga atau stress yang dialami keluarga juga berhubungan dengan kenakalan. Faktor genetik juga termasuk sebagai pemacu timbulnya kenakalan remaja, meskipun peratusnya tidak begitu besar.
Pengaruh rakan sebaya
Memiliki teman-teman sebaya yang melakukan kenakalan meningkatkan risiko remaja untuk menjadi nakal. Menurut sebuah kajian terhadap 500 pelaku kenakalan dan 500 remaja yang tidak melakukan kenakalan , ditemukan peratusan kenakalan yang lebih tinggi ialah kepada remaja yang memiliki hubungan yang kerap dengan teman sebaya yang melakukan kenakalan.
Kualiti persekitaran tempat tinggal