Indonesia
Berani untuk Nuklir
Ada pepatah bilang “tak kenal maka tak sayang”,
untuk menyayangi pasti butuh keberanian. Maka dari itu untuk Indonesia berani
nuklir, kita perlu mengenal yang namanya “nuklir”. Bukan hanya dari pengertian
maupun sejarahnya semata, disini saya juga akan memaparkan kegunaan, dampak
negative beserta cara menanggulanginya dan memaparkan kesiapan Indonesia dalam
menerima nuklir dengan keberanian di kehidupan sehari-hari.
Pengertian Nuklir
Dalam pengertian umum,
nuklir adalah berhubungan dengan atau
menggunakan inti atau energi (tenaga) atom.( Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan. Kamus Besar Bahasa Indonesia.Jakarta: Balai Pustaka,
1989, hlm. 618)
Atom merupakan bagian terkecil dari
suatu benda yang terdiri atas proton, neutron dan elektron. Nuklir
merupakan inti atom yang tersusun dari proton dan neutron, namun proton
dan neutron ini juga tersusun dari beberapa partikel yang jauh lebih kecil
bernama kuark.( Ngarayana. “Nuklir Untuk Kehidupan” sebagaimana dimuat dalam http://www.batan.go.id/psjmn/?p=137
terakhir diakses tanggal 15 Juni 2013 pukul 2:23 WIB)
Dalam fisika nuklir, dikenal dengan dua
reaksi nuklir yakni reaksi fusi dan reaksi fisi. Jika inti atom bertabrakan,
dapat terjadi fusi nuklir. Proses ini akan melepas atau menyerap energi. Ketika
inti atom hasil tabrakan lebih ringan dari besi,
maka pada umumnya fusi nuklir melepaskan energi. Ketika inti atom hasil
tabrakan lebih berat dari besi, maka pada umumnya fusi nuklir menyerap energi.(“Teknologi
Nuklir” http://id.wikipedia.org/wiki/Teknologi_nuklir terakhir diakses tanggal
14 Juni 2013 pukul 14:40 WIB)
Nuklir merupakan benda misterius yang
mana manusia selalu berusaha untuk menguak rahasianya. Berbagai usaha dilakukan
manusia untuk meneliti teknologi nuklir tersebut. Albert Einstein (1879-1955),
melalui teori Relativitas Khusus mengungkapkan bahwa massa dapat dianggap
sebagai bentuk lain dari energi. Menurut Einstein, jika entah bagaimana massa
diubah menjadi energi, dan akan mungkin untuk membebaskan sejumlah besar
energi. Hal ini kemudian diteliti dan dikembangkan oleh ilmuwan-ilmuwan lain
dan akhirnya menemukan energi nuklir dengan berbagai pengaplikasian teknologi
nuklir tersebut. Akan ada banyak manfaat yang diperoleh manusia jika teknologi
nuklir ini dimanfaatkan secara benar.
Bahan
pembuat nuklir adalah Uranium. Uranium merupakan unsur
radioaktif.
Sejarah
penemuan nuklir dimulai dari penemun Wilhem K. Roentgen (1845-1923) yaitu suatu
sinar yang belum diketahui namanya yang sekarang kita kenal sebagai Sinar-X
atau disebut juga dengan nama sinar Roentgen. Sampai saat ini perkembangan
nuklir sudah sangat maju, semakin banyak teknologi baru yang tercipta dari teknologi
nuklir serta pemanfaatanyadiaplikasi dari teknologi nuklir yang tidak hanya
membahayakan tetapi juga dapat memberi manfaat yang dapat dirasakan secara
langsung oleh manusia.
Di Indonesia, pengembangan teknologi
nuklir telah diupayakan dengan cara mendirikan Badan Atom Tenaga
Nasional (BATAN) yang bertugas mengoperasikan fasilitas penelitian
teknologi nuklir di Jakarta, Serpong, Bandung dan Yogyakarta.
Manfaat
nuklir
Pemanfaatan nuklir merupakan salah satu alternatif
dalam penyediaan pasokan energi. Penggunaan energi nuklir akan berdampak pada
penghematan bahan bakar fossil berupa gas, minyak bumi, dan batubara, dimana
dulu sebagian besarnya digunakan sebagai bahan bakar pembangkit listrik.
Dengan menggunakan energi nuklir untuk menghasilkan listrik akan mengurangi
perlunya membakar bahan bakar ini, sehingga cadangannya dapat bertahan lama.
Hal ini juga berdampak langsung pada perlindungan lingkungan. Dalam
aplikasinya, nuklir bisa dimanfaatkan untuk kedokteran, pertanian dan
peternakan, hidrologi, industri, serta pangan.
Dampak
negatif nuklir
Beberapa dampak akibat paparan radiasi
nuklir jangka panjang antara lain adalah kanker, penuaan dini, gangguan sistem
saraf dan reproduksi, serta terjadinya mutasi genetik. Tak
hanya dampak tersebut, bahkan dampak terbesar
ketika terkena radiasi nuklir tingkatan tinggi
yang biasa disebut Acute Radiation Syndrome (ARS) maka
efeknya makin cepat muncul atau dirasakan oleh korban dan makin besar pula
peluang untuk menyebabkan kematian.
Program
Nuklir Indonesia
Program Indonesia untuk membangun dan
memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi nuklir baik di bidang non-energi
maupun di bidang energi untuk tujuan damai. Pemanfaatan non-energi di Indonesia
sudah berkembang cukup maju. Sedangkan dalam bidang energi (pembangkitan
listrik), hingga tahun 2011 Indonesia masih berupaya mendapatkan dukungan
publik, walaupun sudah dianggap kalangan internasional bahwa Indonesia sudah
cukup mampu dan sudah saatnya menggunakannya.
Kegiatan pengembangan dan pengaplikasian teknologi nuklir
di Indonesia diawali dari pembentukan Panitia Negara untuk Penyelidikan
Radioaktivitet tahun 1954.
Pada maret 2008 , melalui menteri Riset dan Teknologi,
Indonesia memaparkan rencananya untuk membangun 4 buah PLTN berkekuatan 4800
MWe (4 x 1200 MWe).
Indonesia
memiliki dua lokasi eksplorasi uranium, yaitu
tambang Remaja-Hitam dan
tambang Rirang-Tanah Merah. Kedua uranium
tersebut terletak di Kalimantan Barat. Jika uranium
tidak cukup, Indonesia memiliki pilihan mengimpor uranium yang banyak tersedia
di pasaran internasional.
Indonesia
adalah anggota aktif IAEA (International Atomic Energy Agency) yang
berkedudukan di Vienna, Austria. Kerjasama multilateral via IAEA berlangsung
baik dan telah menghasilkan ratusan pakar dan ahli di Indonesia melalui
pelatihan di luar negeri maupun via kunjungan ekspert ke Indonesia. Selain itu
ada pula kerjasama regional di Asia dan Asean yang berlangsung saling
menguntungkan.
Pada tahun 2006, Indonesia menandatangani perjanjian
dengan negara lain untuk nuklir, termasuk Korea Selatan, Rusia, Australia dan Amerika Serikat. Australia tidak bermasalah
untuk mengirim uranium ke Indonesia, dan terdapat kesepahaman dengan pihak
Rusia yang menawarkan untuk membangun reaktor nuklir di Gorontalo.
Indonesia memiliki beberapa alasan untuk membangun
reaktor tersebut:
- Konsumsi
energi Indonesia yang besar dengan jumlah penduduk 237 juta (sensus 2010).
- Nuklir
akan mengurangi ketergantungan akan petroleum.
- Jika
konsumsi energi dapat disediakan dengan nuklir, Indonesia dapat
memproduksi lebih banyak minyak bumi.
- Memproduksi
energi yang dapat diperbaharui lainnya, seperti angin dan tenaga matahari
lebih mahal.
- Jepang, seperti
Indonesia, sering terkena gempa bumi, tetapi memiliki reaktor nuklir.
- Emisi gas
dapat dikurangi.(
www.wikipedia.co.id diakses pada
tanggal 22 Mei 2016 pukul 20:45 WIB)
Indonesia
berani nuklir
Berbagai
pandangan miring tentang nuklir dianggapnya sebagai suatu bentuk ketakutan atas
sesuatu yang tidak diketahui. Nuklir memiliki potensi yang sangat besar untuk
menyelamatkan Indonesia dari krisis energi Nuklir selayaknya dimanfaatkan untuk
meningkatkan kesejahteraan manusia. Energi nuklir adalah anugerah Tuhan yang luar
biasa, yang harus kita syukuri keberadaannya. Energi nuklir sudah memiliki
peran vital dalam memasok listrik dunia dan merupakan sumber listrik utama pada
sejumlah negara. Tercatat, 439 PLTN beroperasi di 32 negara.
Sementara
pemanfaatan limbah radioaktif dari PLTN dan penggunaan radioisotop dalam
pertanian, industri, riset, dan kedokteran. Energi nuklir lebih menguntungkan
ditinjau dari segi lingkungan karena tidak menghasilkan unsur berbahaya,
seperti logam berat (cadmium, plumbum, arsen, argentum/perak, vanadium), emisi
gas SO2, Nox, dan VHC. Dan dalam hal ini PLTN dapat membantu mengurangi hujan
asam dan pembatasan emisi gas rumah kaca.
Tidak ada
teknologi yang seratus persen aman. Selama ini, sudah banyak negara– bukan
hanya yang berstatus maju/new industrializing countries, melainkan juga
negara berkembang seperti Pakistan–yang sudah menikmati teknologi PLTN dan
aman-aman saja. Sekitar 17% listrik di dunia berasal dari energi nuklir.
Negara
yang paling banyak menggunakan listrik nuklir adalah AS dengan 103 PLTN dan
menyumbang 20% listrik di sana. Sementara secara persentase listrik, negara
yang paling banyak memanfaatkan nuklir adalah Prancis yang dengan 59 PLTN
menyumbang 75% listrik domestik, bahkan diekspor ke negara lain.
Di Asia,
Korea Selatan adalah negara dengan persentase listrik nuklir tertinggi, yaitu
40% dari 20 PLTN. Kemajuan teknologi, pengetatan peraturan, dan pengawasan
telah membuat nuklir menjadi semakin aman. Resiko terhadap manusia dan
lingkungan menjadi jauh lebih kecil dibanding risiko industri yang lain.
Indonesia
saat ini memiliki tiga reaktor riset. Pengoperasian dan perawatan ketiga
reaktor itu memberikan pengalaman berharga bagi kita guna menuju ke era listrik
nuklir. Perlu diketahui, pengoperasian reaktor riset jauh lebih sulit dan rumit
dibandingkan PLTN. Adapun desain suatu PLTN yang dikembangkan di Indonesia
berpedoman pada filosofi ”Defense in Depth”(pertahanan berlapis) untuk
keselamatan yang mampu mencegah insiden yang mungkin dapat menjalar menjadi
kecelakaan.
Semuanya serba
otomatis. Dalam bidang limbah, Batan memiliki unit yang mempelajari dan
melakukan pengelolaan limbah nuklir. Unit pengelolaan limbah nuklir Batan di
Serpong menampung dan mengolah semua limbah nuklir yang berasal dari industri
di seluruh Indonesia. Dengan pengalaman ini, pengelolaan limbah PLTN nantinya
tidak menjadi masalah bagi SDM kita.
Selain
pengalaman SDM yang sudah kita miliki, saat ini masih ada cukup waktu untuk
meningkatkan penguasaan teknologi nuklir yang lebih modern, baik untuk
pengoperasian, penyiapan bahan bakar maupun pengelolaan limbahnya. SDM kita
sudah terlatih dalam perawatan komponen reaktor penelitian nuklir.
Saat ini
Batan memiliki Pusdiklat yang bersertifikasi dan punya Sekolah Tinggi Teknologi
Nuklir (STTN) yang siap mencetak ilmuwan dan teknolog nuklir masa depan. Selain
itu berbagai perguruan tinggi seperti Universitas Indonesia, UGM, dan ITB
memiliki program pengajaran yang terkait pemanfaatan Iptek nuklir.
Kita tentu
mengharapkan nuklir bisa berperan dalam membantu mengatasi krisis energi
nasional. PLTN diperlukan untuk mendukung terwujudnya keamanan pasokan nasional
secara berkelanjutan energi (energy security of supply). PLTN dinilai
secara kompetitif terhadap PLTBatu bara, di mana PLN sendiri telah membuat
studi pada 2005,yang berasumsi pertumbuhan listrik 7% per-tahun.
Di studi
tersebut, penggunaan BBM dan gas tidak dipertimbangkan karena alasan
yang sudah jelas, ketersediaan sumber daya. PLTN dapat menghasilkan energi
listrik kapasitas tinggi pada lahan yang luasnya terbatas, dan operasionalnya
tidak tergantung pada fluktuasi harga BBM di dunia.
Jadi, keunggulan nuklir sudah jelas. Selain dapat membantu mengurangi
laju pemanasan global karena PLTN ramah lingkungan tanpa gas rumah kaca dan gas
buang berbahaya lainnya, ia juga aman dan ekonomis.
Perlu kita
ingat, Indonesia punya hak utuh untuk mengelola kepentingan domestiknya sendiri. Di samping itu, Indonesia
mempunyai sikap bebas dan aktif dalam melakukan diplomasi internasional. Patut
dicatat, dalam memenuhi kebutuhan mendapat dukungan negara-negara di dunia,
prestasi diplomasi putra-putri bangsa sudah sangat baik. Sejauh ini kita
mendapatkan dukungan internasional yang kuat.
Sebagai
anggota BadanTenaga Atom Internasional (IAEA), kita mendapatkan bantuan teknis
yang cukup besar. Selain itu, ada bantuan bilateral maupun regional seperti
dari Amerika Serikat, Jepang, dan Korea Selatan. Satu lagi prestasi
internasional kita di bidang PLTN, yaitu pada 8th ASEAN Science and Technology
Week di Filipina (2008), Indonesia telah ditunjuk menjadi focal point (negara
penggerak) untuk masalah keselamatan dan keamanan nuklir di wilayah Asia
Tenggara. (Kusmayanto Kadiman, Menteri Negara Riset dan
Teknologi http://www.alpensteel.com/article/124-111-energi-nuklir--pltn/1868--pemanfaatan-energi-nuklir-di-indonesia
diakses pada tanggal 22 Mei 2016 pukul 20:30 WIB)
Gambar: Pusat Penelitian Tenaga Nuklir (PPTN) Bandung.
(reaktor Triga Mark II)
Badan
Tenaga Atom Nasional (Batan) menilai pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga
Nuklir (PLTN) di Indonesia sudah mendesak untuk mengatasi kekurangan energi
pada 2025.
Sementara
itu, guna mengatasi kekhawatiran risiko buruk terhadap lingkungan, Batan akan
membangun PLTN dengan teknologi pressurized water reactor (PWR).
Kepala Pusat Pengembangan Energi Nuklir Batan Arnold
Y Soetrisnanto mengatakan hal itu di Jakarta, pekan lalu. "Lembaga swadaya
masyarakat (LSM) yang antinuklir seperti Walhi, MANI (Masyarakat Anti Nuklir
Indonesia) memang sedikit saya sesalkan. Batan seharusnya menjadi teman,"
katanya menanggapi masih adanya kelompok yang menolak pembangunan PLTN.
Sejumlah
aktivis lingkungan telah mengungkapkan penolakan terhadap rencana pembangunan
PLTN. Padahal PLTN yang dibangun bukanlah yang pertama kali. Arnold mengatakan,
Indonesia telah memiliki tiga reaktor atau PLTN, yaitu di Bandung, Yogyakarta,
dan Serpong. Bahkan di reaktor Bandung yang menghasilkan energi 9 megawatt,
telah dibangun sejak 1964.
Arnold memberi alasan kenapa PLTN
harus segara direalisasikan pada 2025. Batan telah mengkaji kebutuhan energi
bagi masyarakat. Jika melihat komposisi energi untuk 20-25 tahun mendatang maka
harus diantisipasi menghadapi kebutuhan energi.
Populasi
penduduk Indonesia mengalami pertumbuhan tinggi, yaitu masih di atas 1 persen
per tahunnya. Sedangkan pertumbuhan ekonominya bisa meningkat antara 5 persen-6
persen. Arnold menegaskan bahwa pertumbuhan populasi dan ekonomi jelas akan
membutuhkan energi lebih banyak.
"Berdasarkan
hasil studi untuk tahun 2025 di Indonesia setelah dihitung batu bara, gas, dan
sumber lain, kebutuhan energi listrik akan meningkat tahun 2000 sebanyak 29
gigawatt, tahun 2025 akan meningkat 100 gigawatt," kata Arnold.
Sekarang
kebutuhan energi sebesar 29 gigawatt dan 20 tahun mendatang kebutuhannya
menjadi 100 gigawatt. Artinya, kebutuhan energi meningkat tiga kali lipat.
"Ini dari mana sumber energinya" Apakah cukup batu bara, gas, minyak
bumi" Bahkan Indonesia telah menjadi importir minyak bumi," jelas
Arnold.
Karena
itu, dia berpendapat perlunya memberdayakan sumber-sumber energi yang mungkin
dan diusulkan adalah nuklir. Itu pun mulai bisa dirasakan hasilnya baru 2015.
Jika rencana PLTN berjalan maka pada 2025 baru menyumbang 5 persen dari 100
gigawatt. Bahkan, dunia telah menggunakan sumber listrik nuklir 20 persen. Gas
malahan hanya 15-16 persen.
"Ini
kontribusi Batan, jangan sampai rakyat Indonesia itu mendengar kajian-kajian
luar yang tidak benar. Ini kajian Batan yang berdasarkan data-data Biro Pusat
Statistik (BPS). Kita enggak kerja sendiri, tetapi menjalin kerja sama dengan
BPS, BPPT, Bappenas yang merupakan comprehensive planning jangka panjang,"
katanya.
Untuk
menjawab kekhawatiran masyarakat, kata Arnold, Batan telah memilih teknologi
yang tingkat keselamatannya tinggi. Tipe reaktor yang rencananya digunakan
adalah PWR yang telah diterapkan di Amerika Serikat, Jepang, Korea, serta
China. Sebenarnya ada tipe lain, yaitu BWR (boiling water reactor) dan PHWR
(pressurize heavy water reactor).
"Bukti
nyata pengoperasian sejak tahun 1950, di Jepang, Amerika, dan Korea, serta
Eropa tingkat keamanan sangat tinggi dan tidak ada kecelakaan fatal," kata
Arnold.
Dari sisi
limbah, rencana pembangunan reaktor nuklir telah menjadi alasan penolakan
kalangan yang tidak setuju. Arnold mengatakan Batan telah mengkaji penerapan
dari sejak dioperasikan di reaktor sampai pengelolaan. Kini ada teknologi yang
meningkatkan burn up (pembakaran), sehingga dengan tingkat pembakaran lebih
besar hasil limbah nuklirnya kecil.
Dengan
asumsi 1.000 megawatt dari reaktor yang dioperasikan selama 40 tahun, limbahnya
itu hanya sebesar lapangan tenis. Penampungan limbah itu bentuknya seperti
kolam berupa dried cell atau sel-sel penyimpanan kering. "Selama 40 tahun
tak perlu mengolah limbah. Bahkan Amerika telah menggunakan penyimpanan limbah
lestari. Limbah itu disimpan di bawah lorong sedalam 500 m, yang dapat
menyimpan limbah 100-200 tahun," jelasnya. (http://www.alpensteel.com/article/124-111-energi-nuklir--pltn/1865--indonesia-butuh-tenaga-nuklir-pada-2025
di akses pada tanggal 22 Mei 2016 pukul 21:00 WIB)
Ø Pembangkit Listik Tenaga Nuklir Terapung, Solusi
Rusia Mengatasi Krisis Energi
PLTN terapung mampu memberikan pasokan energi listrik tidak
hanya di titik-titik penduduk dengan akses terbatas saja, tetapi juga pada
objek-objek industri skala besar di setiap wilayah perairan, seperti platform
kilang minyak lepas pantai. Selain itu, PLTN terapung pun dapat bekerja di
titik-titik rawan gempa.
Gambar:
Reaktor terapung milik Rusia
Indonesia telah menandatangani
nota kesepahaman terkait pengembangan penggunaan energi nuklir secara damai
dengan Perusahaan Energi Nuklir Negara Rusia Rosatom dalam konferensi ATOMEXPO
2015 di Moskow. Forum ini berhasil mencetak rekor jumlah peserta yang mayoritas
merupakan negara-negara pendatang baru di bidang energi nuklir. Para pakar
menyebutkan hal ini sebagai sebuah potensi besar di bidang ekonomi yang
tersembunyi pada setiap unit Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN).
Sosialisasi Iptek Nuklir Pada
Masyarakat
Pada hari Selasa, 03
Mei 2016 mahasiswa pendidikan fisika Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta pergi berkunjung ke BATAN, kegiatan ini termasuk dalam
agenda perkuliahan Fisika Inti dimana dosen yang mengajar adalah ibu Ai
Nurlaela M.Pd. sesampainya di BATAN rombongan disambut dengan baik dan diberi
pemaparan materi antara lain mengenai sejarah BATAN, profil BATAN, kawasan nuklir serpong, dan
materi yang berkenaan dengan nuklir. Kemudian rombongan dibagi kedalam 2
kelompok besar dimana rombongan satu berkunjung ke PRSG BATAN dan rombongan dua
berkunjung ke Instalasi Radiometalurgi gedung 20 Pusat Teknologi
Bahan Bakar Nuklir. Hal ini dimaksudkan untuk mensosialisasikan nuklir kepada
masyarakat dan dalam hal ini para mahasiswa lah yang berperan sebagai agen
pensosialisaian kepada masyarakat yang lebih luas tentang manfaat nuklir.
Gambar:
Mahasiswa UIN Jakarta stelah kunjungan ke
Reaktor Serba Guna BATAN
Dalam
rangka mensosialisasikan iptek nuklir pada masyarakat maka pada hari Selasa
tanggal 03 Mei 2016 PRSG BATAN Serpong menerima kunjungan dari
Universitas Islam Negeri sebanyak 31 orang dan diterima PRSG oleh Tim Pemandu
PRSG yang terdiri dari Cahyana ST, Drs. Unggul Hartoyo, Agung Satrio S.Si.
Puspitasari Ramadania S.Si, Ngariatinah, Suharyo, Sunarningsih dkk.
Gambar: penjelasan perkembangan reactor nuklir BATAN
Gambar: penyuluhan sebelum masuk kedalam ruang Reaktor
Rombongan
kunjungan mendapat penjelasan mengenai perkembangan dari sejarah reaktor
RSG-GAS dengan penjelasan mengenai kelengkapan sarana prasarana yang dimiliki
oleh reaktor RSG-GAS. Penjelasan secara menyeluruh mengenai pengoperasian
reaktor RSG-GAS disampaikan baik di Lobby maupun di fasilitaitas reaktor.
Gambar: Penjelasan proses kerja Reaktor
Rombongan
juga mendapat penjelasan mengenai fungsi dan manfaat dari reaktor RSG-GAS.
Selain itu dijelaskan pula mengenai proses bisnis reaktor dan manajemen,
inspeksi dan pengawasan serta sistem pelaporan pengelolaan reaktor RSG-GAS
termasuk didalamnya penjelasan mengenai Sistem Mutu, Budaya Keselamatan, Budaya
Keamanan maupun Sistem Monitoring dan Evaluasi serta Pengawasan Dampak
Lingkungan di PRSG.
Gambar: Foto rombongan UIN Jakarta bersama dengan Bapak Drs. Unggul Hartoyo
Gambar:
Foto Bersama Rombongan UIN Jakarta dengan
Pihak BATAN
Sebanyak 35 orang mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah
melaksanakan kunjungan ke Kawasan Srategis Nuklir (KSN) salah satu
Fasilitas yang dikunjungi adalah Instalasi Radiometalurgi gedung 20 Pusat
Teknologi Bahan Bakar Nuklir. Kunjungan diterima oleh Bapak Helmi Fauzi R,
S.ST, Maman Kartaman A, MT dan Ibu Mu'nisatun Sholikhah, S.ST sebagai
Petugas Layanan Informasi (PLI).
Pengunjung langsung diantar untuk mengunjungi
Hotcell 101 sampai 103 disini pengunjung dijelaskan tentang Transfer Bahan
Bakar dari Gedung 65 Instalasi Elemen Bakar Eksperimental (IEBE)-PTBBN
dan Uji Tak Merusak oleh Bapak Bapak Helmi Fauzi, ST, lalu penungjung diantar
ke Hotcell 104 sampai 107 untuk mengetahui pekerjaan Uji Metalografi yang
dijelaskan oleh Bapak Maman Kartaman A, MT dan terakhir pengunjung
diantar ke Hotcell 108 dan 109 yang merupakan ruang laboratorium kimia untuk
pekerjaan uji pasca iradiasi dan di Hotcell 137 dan 133 laboratorium untuk uji
Pra Iradiasi, di Hotcell 112 pengunjung dijelaskan tentang cara kerja tangan
manipulator yang merupakan tangan robot untuk mengerjaan preparasi sem dan tem.
Pengunjung langsung berinteraksi dengan pemandu Bapak Helmi Fauzi R, S.ST,
dan Bapak Maman Kartaman A, MT.(http://www.batan.go.id/index.php/id/kedeputian/teknologi-energi-nuklir/teknologi-bahan-bakarnuklir/2252-kunjungan-mahasiswa-uin-ke-gedung-20-irm-ptbbn#sthash.ImQcuUan.dpuf
diakses pada tanggal 22 Mei 2016 pukul 19:15 WIB)
Pengertiannya sudah, bahan pembuat,
sejarah, manfaat hingga program-program pemerintahan dalam membangun nuklir-pun
sudah saya paparkan. Maka dari itu diharapkan kedepannya tidak ada lagi yang
memandang negative nuklir, Indonesia BERANI untuk Nuklir.