Wednesday, 22 April 2015

Ada Masanya Kelak, Matahari Tak Lagi Terbit dari Timur


Setiap hari, setiap pagi.. alhamdulillah masih bisa melihat dan menyaksikan, keagungan ciptaan-Nya, bagaimana Matahari terbit dengan eloknya dari timur.. Namun, yakinlah bahwa suatu saat nanti dan akan ada masanya, Matahari tak akan lagi menampakkan semburat cahayanya dari arah timur ini, tetapi dari arah sebaliknya..

#makaNikmatTuhanManakahYangKamuDustakan

#RenunganPagi
Babat, Jawa Timur | 22/4, 6.14am

Saturday, 21 February 2015

Hanya Sebuah Koin Penyok

(Pict by: blog-inspiratif.blogspot.com)

Seorang lelaki berjalan tak tentu arah dengan rasa putus asa. Kondisi finansial keluarganya morat-marit. Saat menyusuri jalanan sepi, kakinya terantuk sesuatu.

Ia membungkuk dan menggerutu kecewa, "Uh, hanya sebuah koin kuno yang sudah penyok."

Meskipun begitu, ia membawa koin itu ke bank. "Sebaiknya, koin ini dibawa ke kolektor uang kuno", kata Teller itu memberi saran. Lelaki itu membawa koinnya ke kolektor. Beruntung sekali, koinnya dihargai 30 dollar.

Lelaki itu begitu senang. Saat melewati toko perkakas, dilihatnya beberapa lembar kayu obral. Dia pun membeli kayu seharga 30 dollar untuk membuat rak buat istrinya. Dia memanggul kayu tersebut dan beranjak pulang.

Di tengah perjalanan, dia melewati bengkel pembuat meubel. Mata pemilik bengkel sudah terlatih melihat kayu bermutu yang dipanggul lelaki itu. Dia menawarkan lemari 100 dollar untuk menukar kayu itu. Setelah setuju, dia meminjam gerobak untuk membawa pulang lemari itu.

Dalam perjalanan dia melewati perumahan. Seorang wanita melihat lemari yang indah itu dan menawarnya 200 dollar. Lelaki itu ragu-ragu. Si wanita menaikkan tawarannya menjadi 250 dollar. Lelaki itupun setuju.

Saat sampai di pintu desa, dia ingin memastikan uangnya. Ia merogoh sakunya dan menghitung lembaran bernilai 250 dollar.

Tiba-tiba seorang perampok datang, mengacungkan belati, merampas uang itu, lalu kabur.

Istrinya kebetulan melihat dan berlari mendekati suaminya dan bertanya, "Apa yang terjadi? Engkau baik-baik saja, kan? Apa yang diambil perampok tadi?"

Lelaki itu mengangkat bahunya dan berkata, "Oh, bukan apa-apa. Hanya sebuah koin penyok yang kutemukan tadi pagi".

--

Bila kita sadar kita tak pernah memiliki apapun, kenapa harus tenggelam dalam kepedihan yang berlebihan? Sebaliknya, sepatutnya kita bersyukur atas segala yang telah kita miliki, karena ketika datang dan pergi kita tidak membawa apa-apa.

Menderita karena melekat, bahagia karena melepas. Karena demikianlah hakikat sejatinya kehidupan, Apa yang sebenarnya kita punya dalam hidup ini? Tidak ada, karena bahkan nafas kita saja bukan kepunyaan kita dan tidak bisa kita genggam selamanya.

Hidup itu perubahan dan pasti akan berubah. Saat kehilangan sesuatu, kembalilah ingat bahwa sesungguhnya kita tidak punya apa-apa. Jadi "kehilangan" itu tidaklah nyata dan tidak akan pernah menyakitkan  Kehilangan hanya sebuah tipuan pikiran yang penuh dengan ke"aku"an. Ke"aku"an-lah yang membuat kita menderita.

Rumahku, hartaku, istriku, anakku. Lahir tidak membawa apa-apa, meninggal pun sendiri, tidak membawa apa-apa dan tidak mengajak siapa-siapa pula.

Pada waktunya "let it go", siapapun yang bisa melepas, tidak melekat, tidak menggenggam erat maka dia akan bahagia.


Sumber: Whatsapp
*Silakan buat temen-temen jika ada yang tahu sumber utamanya dari siapa, bisa diinfokan ke @fachriyaqub. Nanti akan diperbaharui sumber atau referensinya.

Saturday, 22 November 2014

Berlomba Membangun Masjid Megah Tapi Tak Berpenghuni

(Pict by Merdeka.com)

Gresik, 22 November 2014. Semoga tulisan di pagi ini bisa menggambarkan sedikit tentang kondisi masyarakat kita saat ini berdasarkan kacamata seorang awam dan masih minim ilmu ini. Pagi ini, alhamdulillah udara pagi kota Gresik dapat dihirup dengan bebas, dapat merasakan dinginnya air yang menyusup ke pori-pori kulit, dapat merasakan semua hal yang biasa dilakukan di pagi hari. Bagaimana dengan Anda? Jika Anda menemui dan sedang membaca tulisan ini, itu artinya, kita semua masih diberikan nikmat hidup oleh Allah. Bagaimana dengan besok? 1 jam yang akan datang? 5 menit yang akan datang? Adakah yang menjamin kita masih diberikan nikmat hidup? Hanya Allah lah yang tahu.

Kembali ke kondisi pagi hari ini, seperti biasa sebagai seorang muslim, kita diwajibkan untuk bertemu dan bercengkerama dengan Tuhan yang telah menciptakan kita setidaknya lima kali dalam hitungan 24 jam.

Saya menulis ini secara spontan, melihat apa yang terjadi di masyarakat dewasa ini. Mohon dikoreksi jika salah. Berikut beberapa hal yang cukup membuat hati ini ingin menangis, kenapa? Saya tidak perlu menjawabnya, silakan masing-masing individu yang menjawab dari lubuk hati kita sebagai seorang muslim
  • Negeri kita merupakan penduduk muslim terbesar, namun di tempat kerja kita, berapa banyak seorang muslim yang tidak dapat menunaikan ibadah shalat tepat waktu? Atau bahkan lalai akan shalatnya.
  • Negeri kita merupakan penduduk muslim terbesar, namun di tempat kita, berapa banyak seorang muslim yang tak mampu pergi ke masjid untuk menunaikan shalat berjamaah? Terlebih lagi di kala Shubuh.
  • Negeri kita memiliki banyak masjid yang megah nan agung, tapi berapa banyak yang shaf dalam shalat yang bisa lebih dari 2 shaf?
  • Negeri kita merupakan penduduk muslim terbesar, namun berapa banyak dari kita yang hatinya tak terpaut dengan masjid dan Al-qur'an?
  • Negeri kita merupakan penduduk muslim terbesar, namun berapa banyak dari kita yang tak mampu membaca lembaran mushaf Al-quran, terlebih lagi memahaminya.
  • Dan masih banyak pertanyaan-pertanyaan lainnya.
Fenomenaa inilah yang akhirnya membuat seorang yang awam ini mencari tahu tentang beberapa hadits yang menerangkan masalah ini, terutama tentang masjid, antara lain:

"Dari Anas (ia berkata), telah bersabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, tidak akan tegak hari kiamat sampai manusia bermegah-megah dalam membangun masjid-masjidnya." (Hadits Shahih Riwayat Abu Dawud No: 449)

"Dari Ibnu Abbas, ia berkata, telah bersabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, aku tidak diperintah untuk memegahkan masjid-masjid. Ibnu Abbas berkata, niscaya kalian bermegah-megah terhadapnya sebagaimana bermegah-megahnya Yahudi dan Nashara." (Hadits Shahih Riwayat Abu Dawud No: 448)

Dua hadits di atas menunjukkan kepada kita akan kemukjizatan Nabi Muhammad SAW bahwa ucapan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pasti benar dan pasti akan terjadi. Saat ini kita dapati kaum muslimin saling berlomba-lomba untuk membuat masjidnya terlihat megah. Meskipun tidak ada larangan yang jelas mengenai hal ini, namun hadits di atas sudah cukup jelas bagi kita untuk tidak melakukan perbuatan yang tidak disukai, yaitu menyerupai Yahudi dan Nashara.

Meskipun kebanyakan dari kita beralasan dengan dibuat megahnya masjid-masjid akan menambah khusyuk dan semangat dalam beribadah, akan tetapi tentunya kita dapat membedakan antara perbuatan yang sia-sia dengan perbuatan yang bermanfaat.

Dari kejadian yang terjadi saat ini merupakan salah satu tanda-tanda bahwa kiamat sudah dekat. Sebagai pengingat pribadi khususnya, dan mencoba untuk mengajak kepada siapapun muslim yang membaca tulisan ini, marilah kita tingkatkan iman dan ketaqwaan kita. Semoga Allah memberikan kemudahan kepada kita untuk senantiasa melaksanakan perintah-perintahnya dan menjauhi larangan-larangannya dan turut serta diberikan kekuatan untuk memikirkan permasalahan sosial yang ada di lingkungan terdekat kita.

Terakhir, saya ingin berbagi tulisan dari Ust. Jafar Salih

Perjalanan terjauh dan terberat adalah perjalanan ke masjid.
Buktinya banyak orang kaya raya tidak sanggup mengerjakannya.
Jangankan sehari lima waktu, bahkan seminggu sekali pun terlupa.
Tidak jarang pula seumur hidup tidak pernah singgah ke sana.

Perjalanan terjauh dan terberat adalah perjalanan ke masjid.
Karena orang pintarpun sering tidak mampu menemukannya. Walaupun mereka mampu mencari ilmu hingga kuliah di Universitas Eropa atau Amerika, dapat melangkahkan kaki ke Jepang dan Korea, dengan semangat yang membara. Namun ke masjid tetap saja perjalanan yang tidak mampu mereka tempuh walau telah bertitel S3.

Perjalanan terjauh dan terberat adalah perjalanan ke masjid.
Karena para pemuda kuat dan bertubuh sehat yang mampu menaklukkan puncak gunung Bromo dan Merapi pun sering mengeluh ketika diajak ke masjid. Alasan mereka pun beragam, ada yang berkata sebentar lagi, ada yang berucap tidak nyaman dicap alim.

Perjalanan terjauh dan terberat adalah perjalanan ke masjid.
Maka berbahagialah dirimu bila dari kecil engkau telah terbiasa melangkahkan kaki di masjid.
Karena bagi kami, sejauh manapun engkau melangkahkan kaki, tidak ada perjalanan yang paling kami banggakan selain perjalananmu ke masjid.

Biar kuberi tahu rahasia kepadamu, sejatinya perjalananmu ke masjid adalah perjalanan untuk menjumpai Rabb-mu. Dan itulah perjalanan yang diajarkan oleh Nabi, serta perjalanan yang akan membedakanmu dengan orang-orang yang lupa akan Rabb-nya.

Perjalanan terjauh dan terberat itu adalah perjalanan ke masjid.
Maka lakukanlah walau engkau harus merangkak dalam gelap shubuh demi mengenal Rabb-mu.

---

Semoga kita dimatikan oleh Allah dalam keadaan Islam dan khusnul khatimah, terlebih semoga kita mati dalam keadaan sedang bersujud (menunaikan shalat dan berbuat kebaikan), jangan sampai sebaliknya, mati dalam keadaan kufur berada di tempat yang tidak semestinya. Naudzubillah tsumma naudzubillah.