Waaaaaaw....kayaknya saat ini nggak ada deh yang sepopuler mas Tukul Arwana...
Tua, muda, lelaki,perempuan, kaya, miskin,profesor, pemulung, yang pinter, yang bodoh, kayaknya sudah pada akrab dengan istilah...."kembali ke laptop" !..."kita buka email"..."kita baca dulu di PDA"...."puas..puasss" !..."ndeso"...."katrok"..."tia...tia...apaan sih ini aku nggak ngerti"
Heuheuheu...
Di pasar, di warteg, di kantin , di kampus, dikantor, di Mall, di pengajian, di arisan, kadang terdengar istilah istilah Tukul : kembali ke laptop.....
Bahkan, pada saat seminarpun, ketika diskusi sedang seru serunya, muncul juga ucapan ucapan : Kembali ke Laptop....
Tadi pagi aja di pasar BSD, tukang masakan jadi rada rada telat karena katanya tidur kemaleman, lihat Tukul dulu....
Halah....
Tidak heran rasanya kalau Mentri Komunikasi Informasi menoleh ke Mas Tukul.
Kayaknya akan dijadikan Duta Melek Teknologi Informasi tuh mas Tukul ini....
Nggak susah susah amat tokh menyebarkan istilah Laptop, PDA, Email.....
Semudah menyebarkan kata kata puass...puasss...katrok...ndeso....dll dll..
Two thumbs up lah buat penggagas acara Empat Mata ( heheheh..katanya orang Philipina ya....) yang sudah sangat tepat memilih Host Mas Tukul....
Orang ndeso, berkepribadian ndeso, wajah entah berapa nilainya, tapi didandanin gaya metropolitan dan harus membawakan acara yang dilengkapi alat alat yang mewakili kemajuan teknologi...
Pleueueueues, kadang kadang harus baca bahasa Inggris pula.....
Rasanya, acara ini ada "pelajarannya"....,
Kadang mungkin terasakan menyindir yang gaptek tapi pasang tampang gaya pake PDA, pake laptop atau . bisa jadi....menyindir yang pura pura "ngota".
Berdandan gaya papan atas...bisa aja tokh? ...
Selebihnya sih hiburan buat ger geran aja kan ?
Buat si Mamah, yang penasaran melihat acara ini ( biasanya udah ngantuuuuk banget ) pelajaran yang bisa diambil justru dari pribadi Tukul nya sendiri.....
Dia orang desa yang bertahun tahun berpeluh, berdarah darah, jumpalitan, meniti hidup dari tiarap , merangkak, jatuh bangun, ingin menapaki ibukota, dan sekarang berhasil bergelimang uang dan ketenaran, tetapi tetep aja ndeso, tetep rendah hati, tetep nggak berubah unggah ungguhnya, tetep inget sama orang orang yang mengantar ke ketenarannya....
Dia undang untuk tampil di TV ( mumpung memungkinkan kali ya )...bapaknya, mbaknya, mantan majikannya, kawan kawan yang menjadi tempat berteduhnya dulu, tukang warung, tukang mie yang dahulu rajin di utangi....
Itu aja yang si Mamah petik pelajarannya.
Melihat dia tetap setia kepada mereka yang pernah berjasa.
Melihat dia tetap tidak menutupi keculunannya.
Melihat dia tetap bersikap santun dan sederhana.
Melihat dia nggak malu teriak kalau ada yang nggak ngerti...."tiaaa...tiaaa...gimana ini...apa ini"
Entah berapa lama lagi acara ini akan digemari.....
Mungkin karena menghibur, masih baaaanyak orang yang setia menantikan acaranya....
Tapi buat si Mamah sih, beberapa kali melihat...gitu lagi gitu lagi..."puass...puaass".....rada rada bosen juga ah.
1 comment:
menurut saya, tukul itu nggak ndeso. malah menghina orang-orang desa. mencela kekurangan fisik orang lain, bukan hal yang baik untuk dipamerkan, apalagi dicontoh dan mewabah. memang nampak lucu. seperti biasanya, yang lucu adalah yang aneh, atau di luar kebiasaan. tentu saja di luar kebiasaan wong ndeso yang sesungguhnya.
menurut saya tukul itu barbar.
Post a Comment