Mimpi Yang Terlalu Indah
Selalu aku ceritakan,
Sebelum lena atau sesudah jagamu,
Tentang mimpi-mimpiku yang terlalu indah
Di dalamnya ada aku dan senyumanmu.
Di dalam mimpi-mimpi itu,
Kita dipertemu dan bersatu
Kita tertawa dalam cahaya
Segalanya terlalu indah
Untuk menjadi kata-kata yang terluah.
Kamu meminta agar aku
Mengulangi cerita itu lagi dan lagi
Sehingga keindahan mimpi seakan
Satu realiti.
Mimpi yang terlalu indah itu
Sebenarnya adalah harapanku
Untuk kisah kita
Yang seharusnya
Sampai habis waktu.
Kerana kisah itu adalah kasih
Yang terlalu.
Azrie Izham Hamzah
3 Ogos 2014
Produksi Hidup
melastik mimpi jatuh ke riba.
Sunday, August 03, 2014
Monday, February 24, 2014
Deklarasi Buatmu Duhai Putrajaya.
Deklarasi Buatmu Duhai Putrajaya.
(#MansuhPBS)
Ini suara hati kami sekalian warga
Yang setia berikrar dan berjanji
Dalam lagu, demi bakti.
Atas apa yang telah kalian laksana dalam kata
Berat untuk kami kota
Karena segala itu masih punya nista.
Kami hanya berpijak pada bumi yang nyata
Bumi untuk anak-anak kita
Berlari dalam hijau warna ilmu
Agar tidak mereka terus meronta
Lemas dalam kekalutan aturan cuba-cuba
Yang memperjudi masa depan bangsa.
Bukalah matamu Putrajaya
Deklarasi ini untuk anak bangsa
Suara kami padu dalam gema.
Bukan laung yang sia-sia.
Indah pada katamu,
Seluruh jelata sedia menerimanya
Jika seluruhnya, berapa?
Jika segenapnya, siapa?
Deklarasi ini,
Deklarasi suara segenap sukma,
Yang sayang dan kasihkan anak bangsanya.
AZRIE IZHAM HAMZAH
KUALA LUMPUR.
Tuesday, January 21, 2014
Di Padang Setia
Petang ini, hujan tidak jadi turun,
Di Padang Setia.
Di tengahnya sarat warga.
Di hujung sebelah sana, penuh dengan cerita cinta.
Sementara kami di sini, melewat masa.
Bersatu dalam sejuta rasa.
Angin tiba dan sepoinya menyapa.
Rasa indah, rasa bahagia.
Rasa gundah, entah ke mana.
Petang ini di Padang Setia,
Dengan hanya memandang,
Ke bola matamu,
Aku tahu engkau tahu,
Apa itu makna setia.
Setia Alam
18 Januari 2014.
Saturday, April 06, 2013
Ketika YB Menundanya Lagi
Masa pun telah lelah untuk menanti,
Sepuluh menit lagi.
Seorang wanita seusia mama,
Keluar dari pejabat YB,
menyapa aku dan berkata,
"YB minta tunda, esok atau lusa."
Dengan senyum yang hampir terpaksa
aku berdiri dan minta diri.
Rasanya bagai diperbodohkan lagi,
Oleh seorang YB ,
Yang ijazahnya luar negara,
Yang hujahnya didamba media,
Yang kuasanya memenjara mangsa.
Dengan senyum yang hampir terpaksa,
Aku merenung papan tanda,
Pejabat Khidmat Wakil Jelata,
Yang sarat dengan bendera-bendera,
Tiga empat warna.
Teriak di dalam hati;
Nanti,
Kita lihat siapa lebih punya kuasa,
Memilih apa untuk diperlama.
Memilih apa untuk diperlama.
Azrie Izham Hamzah
6 April 2013
Kuala Lumpur
Monday, March 25, 2013
Di Pergantungan Ini
Kira dapat engkau membaca tentang segala ini,
Sungguh benar aku rindu tanpa sedikit pun ragu,
Tentang segalanya yang tidak pernah ada berlalu.
Kira rindu adalah lagu,
Tarinya masih sama.
Kira rindu adalah sendu,
Tangisnya masih berbaki.
Mengertilah aku semakin buntu,
Di pergantungan ini.
Perasaan terkapai dan hampir mati.
25 Mac 2013
Kuala Lumpur (yang masih basah)
Subscribe to:
Posts (Atom)