Jual Karbon Aktif Jacobi - Harga Karbon Aktif
KARBON AKTIF DAPAT MENGADSORPSI SENYAWA ORGANIC BERUPA FENOL
Fenol digunakan dalam pembuatan karbol/lisol yaitu sebagai desinfektan atau pembunuh kuman pada bahan pembersih lantai, sebagai bahan pembuatan pelarut pada pemurnian minyak pelumas, sebagai bahan pembuat zat warna, dan bahan dasar plastic bakelit. Dalam bentuk pasta fenol dimanfaatkan untuk mengawetkan kayu, membuat konstruksi bangunan, dan juga digunakan dalam industry sepeda motor. Fenol atau asam karbolat atau benzenol adalah zat kristal tak berwarna yang memiliki bau khas. Kegunaan phenol antara lain sebagai antiseptic dan sebagai obat-obatan Rumus kimianya adalah C6H5OH dan strukturnya memiliki gugus hidroksil(-OH). Fenol memiliki titik didih 187.7 oC dan titik lelehnya 40.5 0 C. Fenol memiliki sifat yang cenderung asam, yang berarti ia dapat melepaskan ion H+ dari gugus hidroksilnya.
Fenol merupakan salah satu limbah industri yang berbahaya bagi lingkungan air. Limbah fenol berbahaya disebabkan apabila mencemari perairan dapat menimbulkan bau tidak sedap, serta dalam kondisi nilai konsentrasi tertentu dapat mengakibatkan kematian organisme perairan. Senyawa fenol dapat dinyatakan aman bagi lingkunganjika konsentrasinya 1,0 mg/L sesuai dengan KEP No. 51/MNLH/10/1995. Oleh sebab itu fenol harus dihilangkan dengan cara adsorpsi oleh karbon aktif. Karbon aktif memiliki potensi untuk dapat digunakan sebagai adsorben fenol. Putranto (2005) telah memanfaatkan kulit biji mete sebagai adsorben karbon aktif untuk adsorpsi fenol dengan aktivator ZnCl2 menggunakan metode batch dan menghasilkan penurunan fenol pada suhu pemanasan 600oC selama 1 jam sebesar 96,9% - 98,5%.
Sifat-sifat karbon aktif dapat mengadsorpsi senyawa organic disebabkan oleh keberadaan gugus aktif pada permukaan karbon aktif. Gugus aktif tersebut antara lain gugus oksida yang ada pada permukaan karbon aktif. Gugus oksida tersebut terbentuk akibat adanya adsorpsi kimia antara permukaan karbon dan oksigen yang ada di udara. Adsorpsi kimia oksigen tersebut terjadi pada suhu tinggi yaitu sekitar 300 ? 420 oC. Gugus oksida tersebut juga dapat dibentuk dengan menambahkan beberapa jenis larutan oksidator seperti H2O2, NaOCl, (NH4)2S2O8, AgNO3, HNO3, dan H2SO4 pada rentang suhu sekitar 20 ? 100 oC. Oksidasi dengan HNO3 merupakan metode yang paling sering digunakan karena sifat-sifat oksidasinya dapat dikontrol dengan mengatur suhu dan konsentrasi asam. Akan tetapi, oksidasi dengan HNO3 juga menyebabkan beberapa masalah, yaitu menyebabkan berkurangnya luas permukaan spesifik dan porositas karbon aktif, serta lepasnya gas NO2selama reaksi. Gugus oksida pada permukaan karbon aktif ini dapat bersifat asam atau basa dan dapat ditentukan dengan mudah dengan menggunakan titrasi.
Gugus oksida permukaan karbon dapat bersifat asam karena adanya pengaruh dari gugus karboksil, laktols, dan gugus hidroksil fenol. Sifat asam dari permukaan karbon ini dapat ditentukan dengan netralisasi menggunakan larutan NaHCO3, Na2CO3, dan NaOH. Hal ini berdasarkan asumsi bahwa NaHCO3 hanya menetralkan gugus karboksil pada permukaan karbon, Na2CO3 menetralkan gugus karboksil serta laktone, sedangkan NaOH menetralkan gugus karboksil, laktone, serta gugus fenol. Proses aktivasi dengan pemanasan maupun kimiawi pada permukaan karbon aktif dapat meningkatkan kapasitas penjerapan (adsorspi) fenol. Hal disebabkan permukaan gugus aktif pada karbon aktif mampu mengikat fenol yang mana pada struktur fenol terdapat gugus hidroksil yang bisa terikat oleh permukaan karbon aktif. Selain itu juga, keberadaan gugus karboksil, lakton dan pyrone pada permukaan karbon aktif sangat berperan sekali terhadap pengikatan gugus hidroksil fenol. Sehingga dengan demikian proses adsorspi dapat terjadi dan karbon aktif efektif untuk mendegradasi fenol dalam air, khususnya untuk aplikasi water treatment.
No comments:
Post a Comment