Pernah tidak Anda menjalin hubungan dengan seseorang dalam rentang waktu yang lumayan lama dan personal, tapi.... tidak pernah bertemu dengan orangnya sekalipun? Saya pernah. Berawal dari keisengan saya yang mencoba memasukkan biodata dan foto ke salah satu online dating, ternyata ada seorang pria yang menanggapi. Berawal dari kata "Hai, kamu sepertinya menarik" berlanjut hingga hubungan yang semakin dekat.
Pria ini cukup manis di fotonya. Ia seorang akuntan publik berumur sekitar 30-an. Pembicaraan kami nyambung mulai dari obrolan mengenai cuaca, bertukar joke hingga kehidupan pribadi. Saya mengajaknya bertemu setelah beberapa waktu kami hanya "bertemu" di dunia Maya. Namun ia tak membalas e-mail hingga tiga hari kemudian, sampai akhirnya ia membalas "Maaf, ini semua hanya sekedar fun bukan untuk serius". WHAT? JUST FOR FUN? Saya kaget setengah mati. Langsung saya hapus semua e-mail nya. Jujur, saya berharap ia akan menjadi some one special dalam hidup saya, mengingat umur yang terus melaju.
Beberapa minggu setelah itu, ia menghubungi saya lagi dengan permohonan maaf dan penjelasan yang panjang lebar. Pasalnya ia pernah dikhianati oleh seseorang dan takut untuk menjalin hubungan lagi, karena itu ia lebih nyaman berhubungan lewat dunia maya. Pria ini memang sudah menyakiti saya, namun saya terlanjur menyukainya. Akhirnya kami berhubungan lagi. Malah berlanjut dengan saling bertukar nomor telepon. Ia pun memulai menelepon saya, ternyata ia memiliki suara yang bagus dan ramah. Tak hanya nyambung dalam berbagai hal, sayapun merasa sangat nyaman berbicara segala hal dengannya.
Kami jadi sering telponan setiap malam, mulai dari sejam hingga empat jam sehari. Tak terasa sudah enam bulan kami berhubungan, alhasil hubungan kami pun jadi semakin dekat. Kami tak lagi membicarakan cuaca dan kegiatan sehari-hari, tetapi sudah terjebak dengan kata-kata "sayang" dan "I love you". Selama enam bulan, bukan sekali atau dua kali saya mengajaknya bertemu, tapi ia selalu menolak dengan alasan ia masih takut memiliki hubungan dan tak setampan yang saya bayangkan. Intinya ia takut saya kecewa. Anehnya saya tetap menuruti dan terus berhubungan dengannya.
Lama-lama pembicaraan kami mengarah ke seks. Finally,we were having phone sex every night. Sesuatu yang belum pernah saya lakukan sebelumnya dan ternyata saya sangat menikmatinya. Tapi hal ini tak pernah saya ungkap kepada siapapun. Saya memang bercerita kepada sahabat-sahabat saya tentang pria ini namun tak pernah menyinggung tentang seks. Mereka menenanggapi hubungan saya dan pria ini cuma lelucon yang seharusnya tak saya tanggapi dengan serius. Namun saya sudah merasa nyaman dengannya dan saya sudah berharap banyak darinya. Tak terasa hubungan kami sudah berjalan setahun lamanya.
Suatu hari, ketika sedang berada di dalam taksi bersama sahabat saya yang bernama Patty, ia menelepon. Karena harus membayar ongkos taksi, saya menyruhnya berbicara dengan Patty. Sekitar sepuluh menit mereka berbicara, dan saya tidak tahu apa yang mereka bicarakan. Setelah menutup telepon Patty bertanya pada saya, "You make a phone sex with him?." Gawat! Semua yang sudah saya tutup rapat-rapat terbongkar hanya dalam waktu 10 menit. Saya marah dengan pacar dunia maya saya itu, bahkan saya tidak mengangkat semua teleponnya dan tidak pernah lagi membalas e-mailnya. Dan saya pun mulai menjauhi Patty.
Tiga bulan kemudian saya mendengar berita bahwa mereka merencanakan sebuah pertemuan. Saya shock! Bagaimana tidak? Dalam tiga bulan mereka bisa bertemu, sementara saya? Saya benar-benar marah, namun tidak dapat berbuat apa-apa saat mereka berpacaran.
Tapi akhirnya saya mengikhlaskan dan mencoba mengambil hikmah dari semua kejadian tersebut. Paling tidak saya bisa belajar sesuatu, saya mencari seseorang yang ingin berkomitmen, dan semua itu akan datang disaat yang tepat. Dimana saya akan bertemu dengan seseorang yang benar-benar mencintai dan menginginkan saya. Saya mulai belajar memaafkan sahabat saya, saat pria itu akhirnya mencampakkannya. Ternyata dia memang bukan pria baik-baik. Dan saya merasa sangat beruntung bisa lepas darinya.