..mungkin tuhan mulai bosan melihat tingkah kita yang selalu salah dan bangga dengan dosa dosa,atau alam mulai enggan bersahabat dengan kita coba kita bertanya pada rumput yang bergoyang..
sepenggal lagu ebiet G ade itu seakan akan menjadi "lagu wajib" tatkala ada kejadian atau musibah yang menimpa,entah itu gempa bumi,banjir,tanah longsor dan lain lain. alam tidak mulai lagi bersahabat dengan kita,atau "kita"nya yang tidak lagi mulai bersahabat dengan alam.gejala alam yang tidak dapat di prediksi lagi,hitung hitungan
kala mangsa terutama bagi sebagian masyarakat jawa seperti januari yang di artikan sebagai hujan sehari hari, atau maret yang di artikan sebagai
ma'ret atau hujannya Ret ( reda ) sudah tidak bisa menjadi tolak ukur.suara suara
tonggeret ( sejenis hewan belalang ) yang menandakan waktu mulai senja atau sore hari agaknya sudah mulai hilang.kita merasakan akhir akhir ini ketika siang hari matahari begitu teriknya ,sedangkan dimalam hari kadang terasa dingin,sungguh gejala alam yang tidak mulai seimbang.
akhir akhir ini bencana seolah olah terjadi begitu dekat rentang waktunya,baru di bulan Ramadhan lalu (2/9) terjadi Gempabumi tektonik berkuatan 7,3 SR yang melanda Kota Tasikmalaya,masih di bulan yang sama terjadi juga Gempa bumi tektonik berkekuatan 5,1 skala richter (SR) terjadi di Sipura Mantawai Provinsi Sumatra Barat (Sumbar) pada Sabtu pukul 01:48 WIB.dan yang terbaru adalah gempa bumi yang terjadi di kota Padang,dan masih banyak lagi kalau kita mundurkan waktu lagi ke belakang..
Bagaimana Orang Mukmin Bersikap bila Musibah Datang?
"Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauh Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (QS Al Hadid: 22)"
Bisa jadi ini teguran agar kita selalu menjalankan perintah-Nya dan menjauhi segala apa yang dilarang-Nya.secara alamiah musibah itu mungkin gejala alam, tetapi jika ditinjau dari segi keimanan, bisa jadi apa yang terjadi itu adalah karena ulah kita sendiri
***
idul fitri sudah berlalu di hadapan kita,gegap gempita menyambut bulan Ramadhan terasa begitu "heboh",sepanduk2 menyambut datangnya bulan suci itu dapat kita temui di berbagai jalanan,acara acara pertelevisian dikemas sedemikian rupa menyesuaikan Ramadhan,walaupun terkadang tidak ada yang sesuai,lagu2 religi beredar dimana mana,kegiatan tadarus al quran terdengar di corong surau surau atau mesjid mesjid,hiruk pikuk itu kemudian dilanjutkan dengan kegiatan mudik atau pulang kampung,mengutip apa yang dikatakan Gus Mus dalam kolomnya di sebuah surat kabar,bahwa bulan Ramadhan seolah olah menjadi milik kaum muslim,dan harapan beliau "kehebohan" ramadhan seyogyanya tidak terjadi di bulan ramadhan saja,tetapi di bulan bulan berikutnya, kita berbuat baik tidak hanya melulu bulan Ramadhan,dan Ramadhan yang sesungguhnya adalah di luar Ramadhan,
sumber gbr : swaraberita.com
Continue Reading…